Kadarsyah:
Inilah Abad 21 (pesawat terbang, internet, bahasa inggris), sebentar saja dari Meksiko sudah ke Kanada, Spanyol, Selandia Baru.
Baru-baru ini kita geger tidak mau memberikan sampel H5N1 tapi tidak pernah saya mendengar tindak lanjutnya misalnya memberikan dana trilyunan kepada peneliti kita untuk menuntaskan masalah ini (Lembaga Eijkman, Lembaga Virologi UI, TDC Unair, Biofarma). Bahasa Sunda-nya: "monyet ngagugulung kalapa". Dikekepin tapi tidak diapa-apain.
Bagusnya sekarang kita nego dengan Meksiko untuk dapatkan sampel yang katanya strain baru itu.
Sudah kita ketahui vaksin influenza yang beredar di kita bukan buatan Biofarma/Indonesia tapi buatan asing: GlaxoSmithKline (FLUARIX), Sanofi Pasteur (VAXIGRIP). Padahal Institut Pasteur Bandung adalah yang termaju di Asia di abad 19 lalu.
Mari introspeksi.
Panji Hadisoemarto:
Saya dari dulu tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang menginginkan "kesetaraan hak", atau "hak cipta" atau apa pun atas virus influenza dengan mengorbankan ketersediaan virus. Demikian juga dengan bentuk nego-nego untuk mendapatkan sampel virus. Walaupun banyak kekurangan, saya lebih setuju kalau sampel2 tersebut tersedia untuk "public use", bebas hak cipta.
Kenapa?Perlu diketahui, karena sifat vaksin influenza yang strain-specific, vaksin pandemi baru bisa diproduksi masal setelah strain yang menyebabkan pandemi di-konfirm secara laboratoris. Artinya, sudah jadi kelemahan yang inherent dari produksi vaksin bahwa selalu ada lag, sampai 6 bulan, dari saat pandemi terjadi sampai vaksin tersedia secara masal. Ini dengan syarat sampel virus bisa diakses dengan mudah, tanpa transaksi atau nego2. Kalau pakai nego? Wah, gak tau deh.
(Saya masih tidak bisa membayangkan apa jadinya kalau waktu Indonesia tidak membagi sampel H5N1 itu, virus tersebut benar2 menyebabkan pandemi).
Saya sepakat dengan dr Kadar, ini saat yang sangat tepat untuk introspeksi. Swine flu yang sekarang sedang menyebar diduga menjangkiti kasus pertamanya di pertengahan maret 2009. Kita sudah terlambat satu bulan dan dalam jangka waktu satu bulan tsb, sudah lebih dari 1000 orang terjangkit di benua Amerika dan Eropa. Waktu kita benar2 terbatas, tidak bisa dibuang untuk nega-nego. Moga2 saja ini cuma false warning. Tapi either way, semoga kita bisa mendapat sesuatu yang bermanfaat dari peristiwa ini.
No comments:
Post a Comment