Wacana, pikiran, pekerjaan, reportase dan laporan pandangan mata-cepat dari sudut pandang saya pribadi mengenai kegiatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan berbagai aktivitas pribadi. Ini hanya berupa pandangan pribadi tidak terkait dengan pihak manapun.
Ayo Gabung!
Wednesday, August 13, 2008
Saturday, August 09, 2008
Bukan Bangsa Paria
Setelah Jepang di panggung dunia, sekarang Cina dengan Olimpiade yang dibuka pada 8.8.8.8 PM, bangsa besar Asia kedua di panggung dunia, ketinggian ilmu, teknologi, lintasan sejarah, budaya, kemakmuran, martabat. Sebentar lagi dengan kekuatan ilmu, teknologi, sejarah, budaya, kemakmuran, martabat, Bangsa India akan masuk deretan bangsa mulia mungkin pada tanggal: 5.5.50.5 PM. Jangan putus asa, kerja keras bangsa Asia ke-4 dengan penduduk 500 juta jiwa, Bangsa Indonesia, akan menjadi bangsa raksasa Asia ke-4 yang jadi bangsa mulia bukan lagi bangsa paria pada Olimpiade di Palangkaraya (Ibukota Indonesia nanti, pas tengah-tengah Indonesia) tanggal: 9.9.99.9 AM.
Selamat kemerdekaan ke-63: 17.8.1945 - 2008.
Selamat kemerdekaan ke-63: 17.8.1945 - 2008.
Friday, August 08, 2008
Renungan Menjelang HUT Kemerdekaan ke-63
Setelah Kebangkitan Nasional ke-100 terlewati kemarin-kemarin sekarang kita menjelang HUT RI ke-63. Ini sekedar renungan sekilas yang tanpa pendalaman referensi:
1. Sepotong wilayah kepulauan di khatulistiwa menarik perhatian kelompok manusia dari Yunan, Cina selatan untuk bermigrasi yang disitu sudah ada penduduk manusia purba di Sangiran. Homo erectus yang mungkin ujung evolusi dari spesies sebelumnya. Belum ada Indonesia.
2. Bercampur, kawin-mawin, beranak-pinak membangun kampung-kampung, kota-kota, kebudayaan dan di dalamnya pastri ada sistem kesehatan. Tidak mungkin tanpa sistem kesehatan yang baik Pulau Jawa menjadi pulau yang padat, fertilitas tinggi dan tingkat kematian menurun. Ada brahmana, usada, dukun, jamu, dukun patah tulang, dukun beranak cikal bakal ortopedi, obsgin.
3. Muncul kerajaan-kerjaan besar dengan teknologi tinggi, logistik, kapal besar, panah api, strategi perang, ketentaraan yang mutakhir, raja-raja kuat dan ambisius, universitas yang besar, pusat budaya, ekspedisi, kita kuat dengan berbagai imperium: Sriwijaya, Majapahit, Aceh, Ternate, Mataram dan banyak lagi. Majulah kita, bangsa paling beradab. Pasti dokternya canggih, tidak mungkin ekspedisi besar tanpa dukungan sistem pelayanan kesehatan yang luar biasa. Ini perjalanan armada besar ke Melayu, Siam, Kamboja, Papua, Pasifik, Australia bukan pergerakan tentara di sekitar Batujajar.
4. Datanglah bangsa Eropa di abad 16, Belanda, Portugis, Inggris dengan kapal yang lebih besar, teknologi dan organisasi dagang yang lebih maju, teknologi perkebunan, jalur dagang Eropa - Nusantara melalui Tanjung Harapan dikuasai. Mereka masuk lebih dalam kira-kira 1/2 bulatan dunia. Kita saat lampau sudah mencapai jantung Afrika masuk dari Madagaskar. Saat itu, kapal-kapal kita masih belum bisa masuk ke Eropa, mungkin kapalnya kurang besar.
5. Berkolaborasi dengan oknum lokal: raja, bupati, demang Belanda bisa menguasai sebagian besar pulau-pulau, walaupun setiap saat tidak pernah sepi dari perlawanan. Jadilah klaim Hindia Belanda dari Sabang - Merauke. Gap semakin besar, ketentaraan, pendidikan, perkebunan, kota, jalan kereta api, jalan Daendles, teropong bintang Boscha, pabruik kina, pasar rempah di Eropa. Belanda makin maju rakyat terjajah makin terpuruk: sekolah terbatas, semua birokrasi sistem peradilan dikuasai asing, makan cukup sebenggol sehari, tidak ada kemerdekaan. Kemudian protes Multatuli yang mendorong politik balas budi. Mulailah sebagian anak-anak kelompok kolaborator asing (ningrat) bisa sekolah, mengenyam pendidikan, pergi ke Eropa melihat dunia baru, banyak membaca, banyak belajar.
6. Sesak dada, ingin perubahan dan menyusul bangsa-bangsa Eropa, timbul kesadaran senasib, muncul kata Indonesia. Ada kebangkitan nasional yang dipelopori dokter didikan Belanda, pergolakan politik terus berjalan berkulminasi pada 17 Agustus 1945. Harapan mengatur diri sendiri, menuju masyarakat makmur, adil, beradab, menjadi pengawal perdamaian dunia, bermartabat, teknologi dan ilmu sejajar dengan bangsa lain.
7. Waktu berjalan, sekarang 2008. Mimpi itu porak poranda: penindasan, korupsi, KKN, orang miskin di simpang-simpang jalan, sekolah sulit, mutu melorot, tawuran, main hakim sendiri, angkutan parah, macet dimana-mana, sampah menggunung, beras antri, minyak tanah antri, air bersih susah, KLB diare, demam berdarah, tbc, kusta, pendapatan rendah, daya beli kurang, negera kategori miskin di dunia, anggota DPR, Menteri, Gubernur, Bupati, MA, Jaksa, Polisi, Tentara, Lurah rame-rame korupsi berjamaah, sogok menyogok, pelayanan kesehatan jauh dari memuaskan, di bidang ilmu tidak ada yang di puncak Nobel, silakan diperpanjang daftarnya.
8. Tetap ada harapan, tetap ada cahaya kita melihat tanda-tandanya. Koruptor diborgol, pake pakaian pesakitan, dihukum mati, sudah ditulis konstitusi 20% anggaran pendidikan, masih banyak anak bangsa yang berhati baik, bekerja keras ingin agar bangsa kita ada di atas roda pedati sejarah. Yang jahanam saya rasa sedikit paling juga 25 juta orang (10%), jaga kita para dokter jangan masuk ke dalam kelompok yang 25 juta itu. Tumpas habis yang 25 juta itu.Ubahlah sifat:
1. Sepotong wilayah kepulauan di khatulistiwa menarik perhatian kelompok manusia dari Yunan, Cina selatan untuk bermigrasi yang disitu sudah ada penduduk manusia purba di Sangiran. Homo erectus yang mungkin ujung evolusi dari spesies sebelumnya. Belum ada Indonesia.
2. Bercampur, kawin-mawin, beranak-pinak membangun kampung-kampung, kota-kota, kebudayaan dan di dalamnya pastri ada sistem kesehatan. Tidak mungkin tanpa sistem kesehatan yang baik Pulau Jawa menjadi pulau yang padat, fertilitas tinggi dan tingkat kematian menurun. Ada brahmana, usada, dukun, jamu, dukun patah tulang, dukun beranak cikal bakal ortopedi, obsgin.
3. Muncul kerajaan-kerjaan besar dengan teknologi tinggi, logistik, kapal besar, panah api, strategi perang, ketentaraan yang mutakhir, raja-raja kuat dan ambisius, universitas yang besar, pusat budaya, ekspedisi, kita kuat dengan berbagai imperium: Sriwijaya, Majapahit, Aceh, Ternate, Mataram dan banyak lagi. Majulah kita, bangsa paling beradab. Pasti dokternya canggih, tidak mungkin ekspedisi besar tanpa dukungan sistem pelayanan kesehatan yang luar biasa. Ini perjalanan armada besar ke Melayu, Siam, Kamboja, Papua, Pasifik, Australia bukan pergerakan tentara di sekitar Batujajar.
4. Datanglah bangsa Eropa di abad 16, Belanda, Portugis, Inggris dengan kapal yang lebih besar, teknologi dan organisasi dagang yang lebih maju, teknologi perkebunan, jalur dagang Eropa - Nusantara melalui Tanjung Harapan dikuasai. Mereka masuk lebih dalam kira-kira 1/2 bulatan dunia. Kita saat lampau sudah mencapai jantung Afrika masuk dari Madagaskar. Saat itu, kapal-kapal kita masih belum bisa masuk ke Eropa, mungkin kapalnya kurang besar.
5. Berkolaborasi dengan oknum lokal: raja, bupati, demang Belanda bisa menguasai sebagian besar pulau-pulau, walaupun setiap saat tidak pernah sepi dari perlawanan. Jadilah klaim Hindia Belanda dari Sabang - Merauke. Gap semakin besar, ketentaraan, pendidikan, perkebunan, kota, jalan kereta api, jalan Daendles, teropong bintang Boscha, pabruik kina, pasar rempah di Eropa. Belanda makin maju rakyat terjajah makin terpuruk: sekolah terbatas, semua birokrasi sistem peradilan dikuasai asing, makan cukup sebenggol sehari, tidak ada kemerdekaan. Kemudian protes Multatuli yang mendorong politik balas budi. Mulailah sebagian anak-anak kelompok kolaborator asing (ningrat) bisa sekolah, mengenyam pendidikan, pergi ke Eropa melihat dunia baru, banyak membaca, banyak belajar.
6. Sesak dada, ingin perubahan dan menyusul bangsa-bangsa Eropa, timbul kesadaran senasib, muncul kata Indonesia. Ada kebangkitan nasional yang dipelopori dokter didikan Belanda, pergolakan politik terus berjalan berkulminasi pada 17 Agustus 1945. Harapan mengatur diri sendiri, menuju masyarakat makmur, adil, beradab, menjadi pengawal perdamaian dunia, bermartabat, teknologi dan ilmu sejajar dengan bangsa lain.
7. Waktu berjalan, sekarang 2008. Mimpi itu porak poranda: penindasan, korupsi, KKN, orang miskin di simpang-simpang jalan, sekolah sulit, mutu melorot, tawuran, main hakim sendiri, angkutan parah, macet dimana-mana, sampah menggunung, beras antri, minyak tanah antri, air bersih susah, KLB diare, demam berdarah, tbc, kusta, pendapatan rendah, daya beli kurang, negera kategori miskin di dunia, anggota DPR, Menteri, Gubernur, Bupati, MA, Jaksa, Polisi, Tentara, Lurah rame-rame korupsi berjamaah, sogok menyogok, pelayanan kesehatan jauh dari memuaskan, di bidang ilmu tidak ada yang di puncak Nobel, silakan diperpanjang daftarnya.
8. Tetap ada harapan, tetap ada cahaya kita melihat tanda-tandanya. Koruptor diborgol, pake pakaian pesakitan, dihukum mati, sudah ditulis konstitusi 20% anggaran pendidikan, masih banyak anak bangsa yang berhati baik, bekerja keras ingin agar bangsa kita ada di atas roda pedati sejarah. Yang jahanam saya rasa sedikit paling juga 25 juta orang (10%), jaga kita para dokter jangan masuk ke dalam kelompok yang 25 juta itu. Tumpas habis yang 25 juta itu.Ubahlah sifat:
- Munafik
- Tidak bertanggungjawab
- Feodal
- Takhayul
- Watak lemah
- Mental menerabas.
Community Self-Development: Yayasan Amal Ikhlas Mandiri
Istilah "Community Development" menurut saya kurang tepat karena ada rasa bahasa bahwa ada yang mengembangkan dan ada yang dikembangkan. Seolah-olah masyarakat itu bodoh, malas, tidak beradab dan yang memberi psosisinya di atas. Ini salah. Masyarakat pintar, pekerja keras dan bukan pengemis pada dasarnya.
Berikut kegiatan Yayasan Amal Ikhlas Mandiri di Desa Puteran, Kecamatan Pagerageung, Tasikmalaya yang dibiayai masyarakat sendiri dan sedikit dorongan donatur (uang, pikiran, tenaga, fasilitas, bahan bangunan):
PENDIDIKAN UMUM:
PENDIDIKAN AGAMA:
Mandiri/tidak mengemis --> Pengumpulan dana/antirokok/beras perelek --> Kebutuhan primer/air bersih --> Konservasi air/sumur resapan/lubang biopori/tanam jarak --> Kegiatan ekonomi --> Peningkatan pendapatan --> Investasi pendidikan --> Mandiri/tidak mengemis.
Berikut kegiatan Yayasan Amal Ikhlas Mandiri di Desa Puteran, Kecamatan Pagerageung, Tasikmalaya yang dibiayai masyarakat sendiri dan sedikit dorongan donatur (uang, pikiran, tenaga, fasilitas, bahan bangunan):
PENDIDIKAN UMUM:
- Pos PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). 2006
- Playgroup. 2006
- Taman Kanak-kanak/Raudathul Atfal. 2004
- Madrasah tsanawiyah/SLTP. 1984.
PENDIDIKAN AGAMA:
- Pengajian umum. 2003
- Pengajian khusus. 2008
- Madrasah Diniyah Al-Wardah/tingkat SD. 1984
- Madrasah Diniyah Al-Ikhlas/tingkat SD. 2003
- Madrasah Diniyah Wustho/tingkat SLTP. 2008
- Paket B. Kelas VIII. Program Dinas Pendidikan. 2007.
- Kursus komputer. 2007.
- Kursus bahasa Inggris. 2007.
- Penyuluhan: air bersih, cuci tangan, antirokok, narkoba, gizi. 2006.
- Khitanan. 2003.
- Pengobatan gratis. 2003.
- Pemberian gizi tambahan. 2003.
- Pemberian sembako. 2003.
- Mengurus orang sakit ke RS. 2003.
- Pembuatan air bersih 0,3 liter/detik, revitalisasi mata air Cikawung. 2008.
- Sumur resapan, lubang biopori. 2008.
- Pengumpulan dana beras perelej (1 sendok beras/keluarga/hari). 2008.
- Usaha dodol eluk. 2003.
- Usaha tanam jarak. 2008.
Mandiri/tidak mengemis --> Pengumpulan dana/antirokok/beras perelek --> Kebutuhan primer/air bersih --> Konservasi air/sumur resapan/lubang biopori/tanam jarak --> Kegiatan ekonomi --> Peningkatan pendapatan --> Investasi pendidikan --> Mandiri/tidak mengemis.
Saturday, August 02, 2008
The Wallace Institute: Khazanah DNA Manusia Indonesia Oleh Kadarsyah dan J. Hilgers
Naskah tulisan ini diselesaikan sekitar tahun 2004, arsipnya dapat dilihat di http://www.plattelandalliantienederland.nl/johilgers/
Kita bergembira karena Wallaceae Institute sekarang telah berdiri di Universitas Hasanuddin, Makassar. Berikut saya copy dalam blog ini sebagai penghormatan atas wafatnya teman baik saya Dr. Jo Hilgers tanggal 29 Desember 2007 di Leusden, Belanda:
*****
Antara tahun 1854 1862 seorang ilmuwan Inggris Alfred Russel Wallace (1823 - 1913) melakukan ekspedisi di nusantara (Indonesia dan Semenajung Malaya) mengumpulkan berbagai binatang. Terkumpul sebanyak 125.660 spesimen yang terdiri atas 310 mamalia, 100 reptilia, 8.050 burung, 7.500 kerang, 13.100 lepidoptera, 83.200 coleoptera dan 13.400 insekta lainnya.
Dari koleksi tersebut, Wallace melihat kesamaan jenis binatang antara zona barat dengan jenis binatang Asia dan zona timur dengan Australia. Kedua zona tersebut dipisahkan oleh suatu garis imajiner yang sekarang kita kenal sebagai Garis Wallace. Garis imajiner ini terletak antara Bali dan Lombok memanjang ke utara membelah Kalimantan dan Sulawesi. Zona barat dikenal juga zona Indo-Malayan (Jawa, Sumatera, Kalimantan) dengan jenis binatang Asia semisal monyet, harimau, gajah. Sedangkan zona timur (Papua dan beberapa pulau sekitarnya) dengan binatang marsupial (kanguru, kuskus) sama seperti binatang benua Australia. Di antara kedua zona tersebut terdapat zona transisi dimana terlihat binatang unik yang tidak ada di belahan Asia maupun Australia misalnya babi rusa, anoa di Sulawesi.
Dari koleksi Wallace tersebut yang sekarang tersimpan di British Museum, London, ribuan peneliti dalam rentang waktu 100 tahun menghasilkan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan yang mengantar kita ke arah era bioteknologi di abad ini. Dimulai dari koleksi kemudian berkembang ke taksonomi, anatomi, fisiologi, biologi sel dan kemudian biologi molekul hingga bioteknologi seperti yang kita kenal sekarang. Dampak bioteknologi di bidang kedokteran antara lain berkembangnya diagnostik molekuler yang sangat akurat untuk berbagai penyakit, pembuatan obat/vaksin bioteknologi yang lebih efektif dengan efek samping yang lebih rendah, perkembangan terapi gen dan terapi regeneratif yang memanfaatkan sel induk serta berbagai perkembangan lain yang menakjubkan.
Keanekaragaman genom manusia Indonesia sudah kita sadari pentingnya. Lembaga Biologi Molekul Eijkman di Jakarta yang lahir pada tahun 1992 aktif melakukan kegiatan penelitian dengan memanfaatkan besarnya sumber daya genetik manusia (SDGM) Indonesia ini. Selain di Lembaga Eijkman, saat ini koleksi SDGM Indonesia tersebar di berbagai universitas, rumah sakit pendidikan, lembaga penelitian baik di dalam maupun di luar negeri dan di beberapa lembaga penelitian swasta seperti yang kami kerjakan di PT Sanbe Farma, Bandung (Lihat website riset: www.ihdreg.com). Atas ketekunan dan kerja keras para pakar kita: Prof. Sangkot Marzuki (Jakarta), Prof. Abdul Salam Sofro (Yogyakarta), Prof. Sultana Hussein (Semarang) dan pakar lainnya di seluruh Indonesia telah terkumpul sejumlah besar koleksi DNA manusia yang meliputi berbagai jenis penyakit genetik seperti kebutaan, ketulian, kencing manis, penyakit darah talasemia, sindroma fragile-X, penyakit kardiovaskular, kanker keturunan dan lain-lain. Namun demikian masih lebih banyak lagi yang harus kita kumpulkan.
Koleksi DNA Manusia Indonesia
Indonesia dengan luas wilayah 5,2 juta kilometer persegi, dihuni oleh 220 juta manusia tersebar di 13.600 pulau dan terdiri dari 656 etnik/subetnik mulai dari etnik dengan populasi puluhan juta manusia maupun yang hanya beberapa ratus orang saja.
Koleksi lengkap SDGM ini merupakan dasar strategis penemuan gen penyakit, aplikasi medik yang ujungnya penciptaan produk. Saat ini sudah diketahui sekitar 30.000 50.000 gen. Dari koleksi SDGM kita, diperkirakan akan ditemukan sekitar 3.000 4.000 mutasi baru pada gen resesif dan ratusan untuk gen dominan. Mungkin perlu waktu puluhan tahun untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini. Berbagai negara seperti Norwegia, Inggris, Cina, Singapura giat memperbesar koleksinya dan punya program nasional masing-masing. Negara-negara maju dengan kekuatan ekonomi raksasanya sudah barang tentu lebih dulu terjun ke arena yang sangat menjanjikan ini. Koleksi awal dapat dimulai dengan menyatukan semua koleksi yang tersebar di berbagai pusat penelitian, universitas, rumah sakit pendidikan di Indonesia maupun luar negeri. Untuk menambah koleksi dapat dimulai dengan mengirim ekspedisi ke berbagai daerah sebagaimana dikerjakan Wallace lebih seratus tahun lampau. Dalam tahun 2003, Dr. Amin Soebandrio (Kementerian Ristek, Jakarta) sudah mulai memasukkan SDGM ini dalam aktivitas eksplorasi keanekaragaman hayati. Koleksi nasional ini sebaiknya dipayungi Undang Undang Perlindungan Sumber Daya Genetik Manusia (UU-PSDGM) yang kabarnya sedang disiapkan.
Bila nanti terwujud, kami mengusulkan namanya: The Wallace Institute. Sebagai sandingan The Eijkman Institute yang sudah kita punya. Kedua institut tersebut akan menjadi monumen bangsa di bidang ilmu pengetahuan. Dari keduanya akan mengalir hasil penelitian yang mendorong perkembangan ekonomi melalui penciptaan paten, produk diagnostik dan obat-obatan serta berbagai teknologi kedokteran lainnya. Christiaan Eijkman pemenang hadiah Nobel 1929 untuk penemuan mengenai hubungan kekurangan vitamin B1 dengan beri-beri bekerja di Indonesia, namanya telah kita abadikan. Sangat pantas bila Alfred Russel Wallace yang juga bekerja di Indonesia (1854 1862) namanya kita abadikan dalam lembaga riset bioteknologi kedokteran prestisius yang mengoleksi semua SDGM kita.
The Wallace Institute diharapkan mempunyai koleksi DNA terlengkap dari SDGM Indonesia untuk berbagai penyakit genetik dan akan menarik para ilmuwan seluruh dunia untuk bekerja bahu-membahu menemukan gen baru untuk menjawab tantangan dunia kedokteran di masa mendatang. Pada akhirnya akan mendorong penciptaan produk, peningkatan ekonomi bangsa yang berbasis ilmu pengetahuan dengan peluang bisnis milyaran dolar.
dr. Kadarsyah, MS dan Dr. J. Hilgers. Sanbe Biotech and Research Division, Bandung, Indonesia
Kita bergembira karena Wallaceae Institute sekarang telah berdiri di Universitas Hasanuddin, Makassar. Berikut saya copy dalam blog ini sebagai penghormatan atas wafatnya teman baik saya Dr. Jo Hilgers tanggal 29 Desember 2007 di Leusden, Belanda:
*****
Antara tahun 1854 1862 seorang ilmuwan Inggris Alfred Russel Wallace (1823 - 1913) melakukan ekspedisi di nusantara (Indonesia dan Semenajung Malaya) mengumpulkan berbagai binatang. Terkumpul sebanyak 125.660 spesimen yang terdiri atas 310 mamalia, 100 reptilia, 8.050 burung, 7.500 kerang, 13.100 lepidoptera, 83.200 coleoptera dan 13.400 insekta lainnya.
Dari koleksi tersebut, Wallace melihat kesamaan jenis binatang antara zona barat dengan jenis binatang Asia dan zona timur dengan Australia. Kedua zona tersebut dipisahkan oleh suatu garis imajiner yang sekarang kita kenal sebagai Garis Wallace. Garis imajiner ini terletak antara Bali dan Lombok memanjang ke utara membelah Kalimantan dan Sulawesi. Zona barat dikenal juga zona Indo-Malayan (Jawa, Sumatera, Kalimantan) dengan jenis binatang Asia semisal monyet, harimau, gajah. Sedangkan zona timur (Papua dan beberapa pulau sekitarnya) dengan binatang marsupial (kanguru, kuskus) sama seperti binatang benua Australia. Di antara kedua zona tersebut terdapat zona transisi dimana terlihat binatang unik yang tidak ada di belahan Asia maupun Australia misalnya babi rusa, anoa di Sulawesi.
Dari koleksi Wallace tersebut yang sekarang tersimpan di British Museum, London, ribuan peneliti dalam rentang waktu 100 tahun menghasilkan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan yang mengantar kita ke arah era bioteknologi di abad ini. Dimulai dari koleksi kemudian berkembang ke taksonomi, anatomi, fisiologi, biologi sel dan kemudian biologi molekul hingga bioteknologi seperti yang kita kenal sekarang. Dampak bioteknologi di bidang kedokteran antara lain berkembangnya diagnostik molekuler yang sangat akurat untuk berbagai penyakit, pembuatan obat/vaksin bioteknologi yang lebih efektif dengan efek samping yang lebih rendah, perkembangan terapi gen dan terapi regeneratif yang memanfaatkan sel induk serta berbagai perkembangan lain yang menakjubkan.
Keanekaragaman genom manusia Indonesia sudah kita sadari pentingnya. Lembaga Biologi Molekul Eijkman di Jakarta yang lahir pada tahun 1992 aktif melakukan kegiatan penelitian dengan memanfaatkan besarnya sumber daya genetik manusia (SDGM) Indonesia ini. Selain di Lembaga Eijkman, saat ini koleksi SDGM Indonesia tersebar di berbagai universitas, rumah sakit pendidikan, lembaga penelitian baik di dalam maupun di luar negeri dan di beberapa lembaga penelitian swasta seperti yang kami kerjakan di PT Sanbe Farma, Bandung (Lihat website riset: www.ihdreg.com). Atas ketekunan dan kerja keras para pakar kita: Prof. Sangkot Marzuki (Jakarta), Prof. Abdul Salam Sofro (Yogyakarta), Prof. Sultana Hussein (Semarang) dan pakar lainnya di seluruh Indonesia telah terkumpul sejumlah besar koleksi DNA manusia yang meliputi berbagai jenis penyakit genetik seperti kebutaan, ketulian, kencing manis, penyakit darah talasemia, sindroma fragile-X, penyakit kardiovaskular, kanker keturunan dan lain-lain. Namun demikian masih lebih banyak lagi yang harus kita kumpulkan.
Koleksi DNA Manusia Indonesia
Indonesia dengan luas wilayah 5,2 juta kilometer persegi, dihuni oleh 220 juta manusia tersebar di 13.600 pulau dan terdiri dari 656 etnik/subetnik mulai dari etnik dengan populasi puluhan juta manusia maupun yang hanya beberapa ratus orang saja.
Koleksi lengkap SDGM ini merupakan dasar strategis penemuan gen penyakit, aplikasi medik yang ujungnya penciptaan produk. Saat ini sudah diketahui sekitar 30.000 50.000 gen. Dari koleksi SDGM kita, diperkirakan akan ditemukan sekitar 3.000 4.000 mutasi baru pada gen resesif dan ratusan untuk gen dominan. Mungkin perlu waktu puluhan tahun untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini. Berbagai negara seperti Norwegia, Inggris, Cina, Singapura giat memperbesar koleksinya dan punya program nasional masing-masing. Negara-negara maju dengan kekuatan ekonomi raksasanya sudah barang tentu lebih dulu terjun ke arena yang sangat menjanjikan ini. Koleksi awal dapat dimulai dengan menyatukan semua koleksi yang tersebar di berbagai pusat penelitian, universitas, rumah sakit pendidikan di Indonesia maupun luar negeri. Untuk menambah koleksi dapat dimulai dengan mengirim ekspedisi ke berbagai daerah sebagaimana dikerjakan Wallace lebih seratus tahun lampau. Dalam tahun 2003, Dr. Amin Soebandrio (Kementerian Ristek, Jakarta) sudah mulai memasukkan SDGM ini dalam aktivitas eksplorasi keanekaragaman hayati. Koleksi nasional ini sebaiknya dipayungi Undang Undang Perlindungan Sumber Daya Genetik Manusia (UU-PSDGM) yang kabarnya sedang disiapkan.
Bila nanti terwujud, kami mengusulkan namanya: The Wallace Institute. Sebagai sandingan The Eijkman Institute yang sudah kita punya. Kedua institut tersebut akan menjadi monumen bangsa di bidang ilmu pengetahuan. Dari keduanya akan mengalir hasil penelitian yang mendorong perkembangan ekonomi melalui penciptaan paten, produk diagnostik dan obat-obatan serta berbagai teknologi kedokteran lainnya. Christiaan Eijkman pemenang hadiah Nobel 1929 untuk penemuan mengenai hubungan kekurangan vitamin B1 dengan beri-beri bekerja di Indonesia, namanya telah kita abadikan. Sangat pantas bila Alfred Russel Wallace yang juga bekerja di Indonesia (1854 1862) namanya kita abadikan dalam lembaga riset bioteknologi kedokteran prestisius yang mengoleksi semua SDGM kita.
The Wallace Institute diharapkan mempunyai koleksi DNA terlengkap dari SDGM Indonesia untuk berbagai penyakit genetik dan akan menarik para ilmuwan seluruh dunia untuk bekerja bahu-membahu menemukan gen baru untuk menjawab tantangan dunia kedokteran di masa mendatang. Pada akhirnya akan mendorong penciptaan produk, peningkatan ekonomi bangsa yang berbasis ilmu pengetahuan dengan peluang bisnis milyaran dolar.
dr. Kadarsyah, MS dan Dr. J. Hilgers. Sanbe Biotech and Research Division, Bandung, Indonesia
Masyarakat mandiri, makmur, beradab
Cita-cita pembangunan Indonesia di abad 21 ini adalah menjadikan manusia Indonesia yang: produktif, kreatif, humanis, peduli lingkungan, well-informed, mandiri dan tahu batas kemampuan diri, tidak gagap teknologi (JB Mangunwijaya, Soedjatmoko, Slamet Iman Santoso, BJ Habibie).
Dalam masyarakat membangun dirinya sendiri langkahnya sederhana dan telah dilakukan:
Dalam masyarakat membangun dirinya sendiri langkahnya sederhana dan telah dilakukan:
- Menghilangkan mental "mengemis"
- Anti-rokok sehingga ada akumulasi uang untuk kegiatan produktif dan mencegah pemborosan
- Pencarian air bersih yang merupakan kebutuhan esensial manusia beradab
- Konservasi air bersih melalui penghijauan, lubang biopori, sumur resapan
- Ekonomi desa bergerak karena ada kapital dan manusianya sehat sentosa
- Uang yang terkumpul diinvestasikan untuk pendidikan khususnya pendidikan anak
YAYASAN AMAL IKHLAS MANDIRI
1) Yayasan Amal Ikhlas Mandiri didirikan oleh Keluarga H. Mahmudin Kosasih, SH.
2) Lokasi: Kampung Tabrik, Desa Puteran, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.
3) Prinsip:
- Amal bersandarkan pada Agama Islam
- Ikhlas dari semua pihak
- Mandiri, tidak tergantung orang lain, tidak mengemis/meminta-minta.
4) Amal usaha keagamaan & pendidikan:
- Masjid Al-Ikhlas
- Pengajian rutin
- Pendidikan Anak Usia Dini (Juara II Se-Priangan Timur tahun 2008).
- Raudatul Athfal
- Pengajian Diniyah
- Tsanawiyah
- Kursus PAUD
5) Kegiatan kesehatan:
- Penyuluhan kesehatan, gigi, antirokok, cuci tangan, aman berkendaraan.
- Pemberian obat cacing rutin tiap 6 bulan.
- Pengobatan massal
- Khitanan massal.
- Rujukan: Operasi mata (Kokon, 5 tahun) oleh Tim Bedah RS Mata Cicendo Bandung, Prof. Dr. Nila F. Moeloek, SpM (Ketua Dharma Wanita Persatuan, Jakarta), Dr. Kunti, SpM (RSU Tasikmalaya).
- Operasi kepala di Bagian Bedah Saraf RSHS, Bandung (Dr. MZ Arifin, SpBS)
6) Air bersih & penanaman/konservasi air:
- Menghidupkan kembali mata air, filter, bak pengumpul, pipa distribusi, pompa, reservoir. Kerjasama survey/desain: PT LAPI Indowater ITB (Dr. Ir. Rusnandi Garsadi, MSc, Wachyu, BE).
- Disiplin membuang sampah dan tersedia tong sampah: Bersih = Iman.
- Pembuatan sumur resapan
- Pembuatan lubang biopori .
- Perbenihan jarak untuk penghijauan agar mata air terus mengalir/terjamin ketersediaan
- Rencana penghijauan dengan penanaman pohon jarak di lahan tidak produktif.
- Paguyuban air bersih
7) Dana mandiri masyarakat:
- Mengumpulkan dana sehat melalui beras perelek 1 sendok, 1 keluarga tiap hari. Dikumpulkan setiap Sabtu oleh murid-murid.
- Pembuatan dodol.
8) Rencana ke depan:
- Pembuatan minyak jarak mentah, briket untuk pengganti minyak tanah.
- Pembuatan sabun dari minyak jarak murni
- Penambahan bangunan Diniyah
- Rehabilitasi bangunan Tsanawiyah
- Pendirian bangunan & kegiatan kursus keterampilan mekanik/bengkel dan elektronika.
Haram Rokok
Sekali lagi kita berwacana tanpa tindakan nyata, sebagai cerminan watak lemah, hipokrit, tidak bertanggungjawab, feodal, percaya takhayul, mental menerabas (Mochtar Lubis, Koentjaraningrat), ini laporan Kompas 1/8/08, hal 19:
Tunggu apalagi, rokok bukan hanya masalah kesehatan tapi politik pemiskinan bangsa Indonesia. Ayo lawan!
- 40,7% rumah tangga miskin mempunyai pengeluaran rutin untuk rokok.
- Rokok menyedot 12,43% pengeluaran keluarga miskin, jauh lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk sumber protein, biaya kesehatan, pendidikan.
- Tarif cukai rokok Indonesia 37% paling rendah dibanding Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam
- Rp 113.089/bulan, pengeluaran rumah tangga perokok.
- 37.460.582 rumah tangga perokok di Indonesia, terbesar kelima di dunia.
- Petani tembakau kurang dari 2% dari total petani.
- Area pertaniannya terkonsentrasi relatif mudah dialihkan ke tanaman lain.
- Dari sisi industri, 77% adalah industri besar.
- Tenaga kerja industri rokok hanya 1,16% dari total tenaga kerja industri.
Tunggu apalagi, rokok bukan hanya masalah kesehatan tapi politik pemiskinan bangsa Indonesia. Ayo lawan!
Subscribe to:
Posts (Atom)