Kalau dapat Rp 27.500/bulan/orang, 4.000 populasi (usulan
PB IDI ke BPJS), sebulan dapat: Rp 110.000.000.
Evidence based study-nya menunjukkan bahwa dengan
universal medical check-up/screening, maka jumlah biaya untuk orang sakit turun
50% pada kelompok yang check-up teratur.
Check-up-nya murah2 dibagi atas baru lahir, anak kecil,
anak sekolah, umur transisi (45 & 55 tahun), dewasa (BMI, Lingkar Pinggang,
Tensi, LDL, gula darah, SGPT), screening kanker (misalnya dengan IVA bukan
papsmear), imunisasi anak & dewasa. Bukan MCU yang silver, gold, platinum
yang juta2 itu.
Jadi kalau hitungan orang sakit ada 600 (15% dari 4,000), keluar
ongkos kuratifnya (obat, penunjang diangnostik, dlsb) turun 50%. Artinya: uang
buat dokter lebih banyak. Yang sekarang surplus klinik antara 16-22% dari
pendapatan, bisa jadi 30% atau 30% x (Rp 110.000.000 - Rp 33.000.000) = Rp
24.000.000.
Dokter bisa dapat uang preventif Rp 33.000.000 (kurang
biaya lab sederhana, radiologi/tidak semua) + Rp 24.000.000 setidaknya lebih
dari Panduan PB IDI.
Kesimpulan:
- Minta BPJS Rp 27.500/pasien/bulan, dengan 4.000 pasien
- Universal screening/check-up teratur diwajibkan oleh BPJS.
- Klinik layanan primer dimiliki dokter bukan kapitalis.
- Dokter tenang, Rakyat sehat.
- Insya Allah.
No comments:
Post a Comment