Yang banyak disorot
dan dikhawatirkan adalah besaran PBI (penerima bantuan iuran) alias orang
miskin yang 86 juta (dan akan menurun sesuai dengan tingkat kemakmuran negara).
Sisanya pegawai negeri, buruh, tani, TNI, polisi, pegawai BUMN, sektor informal, pensiunan, veteran, dlsb
ada lebih 100 juta penduduk. Ini preminya bervariasi dan besar2. BPJS adalah
bandar (pool) saja yang ngumpulkan premi, berapa besarnya uang yang terkumpul
di pot itu yang perlu dicermati.
Kita sebagai dokter jangan membicarakan uang, tapi kukuh pada kualitas layanan
yang dicerminkan dalam kompetensi, credentialing, audit medik, keterampilan
klinis, standarisasi pelayanan, sarana, prasarana, peralatan, obat rasional,
evidence based, kriteria rujukan dan semua hal yang terkait dengan
profesionalitas.
Kalau jualan mobil kita mesti tetap dijalur premium "mercedes", nah
untuk itu ada harga, ada biaya. Itulah yang dinegosiasikan antara
"mutu" (dokter) dan "pot" (BPJS). Pasti ada tarik ulur,
Pemerintah lah yang akan jadi wasit karena keduanya kan rakyatnya juga, rakyat
dokter dan rakyat pasien/penduduk.
Mari benahi dan konsentrasi di domain kita saja, SKDI keluaran KKI, 2012, coba
ukur sudah dimanakah dokter umum kita (Level 4A)? Pilot juga ada setrip 1, 2,
3, 4 beda2 kompetensi dan beda2 pula imbal jasanya. Dokter umum juga begitu 70,
80, 90, 100% SKDI? Jangan ngarep dibayar pilot boeing 747 kalau kompetensinya
cuman fokker 28
No comments:
Post a Comment