Ayo Gabung!

AYO GABUNG: Dokter_Mandiri_Sejahtera

Powered by us.groups.yahoo.com

Wednesday, July 30, 2008

Savon de Bandung, info & pemesanan: kadar@bdg.centrin.net.id

SEDIKIT CERITA TENTANG SABUN
  • Sabun sudah dikenal sejak Zaman Romawi (1500 SM) berfungsi menghilangkan kotoran yang menempel di badan kita.
  • Mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan 50% kejadian penyakit diare, dapat menurunkan angka kematian bayi dan anak.
  • Sabun alami (savon naturelle) dibuat dari minyak atau lemak dicampur dengan alkali yang disebut proses saponifikasi yang menghasilkan sabun (75%) dan gliserin (25%).
  • Savon de Bandung adalah sabun alami yang dibuat dari minyak nabati terpilih: minyak kelapa, sawit, jagung, zaitun melalui proses saponifikasi yang higienis dan diberi pengharum alami, tanpa pewarna dan pengawet buatan.
  • Savon de Bandung melalui proses pemeraman (curing period) selama paling sedikit 4 minggu agar menjadi lembut, pembentukan gliserin optimal dan alkali hilang.
  • Savon de Bandung membersihkan dari kuman jahat, menyejukan kulit, mengharumkan badan serta menyehatkan.
  • Savon de Bandung tidak mencemari lingkungan (tanah dan sumber air bersih) serta 100% terurai alami (biodegradable).

Informasi & pemesanan hubungi: kadar@bdg.centrin.net.id

Produk komersial hanya bisa diperoleh via pemesanan lewat email dan tersedia mulai September 2008. First Order First Serve.

Cara pemesanan:

  1. Pesan/info via email: kadar@bdg.centrin.net.id
  2. Konfirmasi jumlah, harga, waktu, ongkos kirim
  3. Pembayaran via BCA
  4. Pengiriman barang via Tiki

One spoon of rice a day - Village health fund


Tuesday, July 29, 2008

Cikawung Spring Water



In July 2008, we revitalized and protected Cikawung Spring Water in Tabrik, Puteran Village, Pagerageung, Tasikmalaya. Estimated debit 0.3 liter/second for drinking water around 100 household in the village.

We built sand filter chamber and 7 m3 water reservoir to be distributed to villagers.

Self-reliant is the key, no need government money and support, people knows best.

Steps of community development:

  1. Self-reliance mentality
  2. Stop smoking and collect smoking money for their community activities.
  3. Find clean water and distribute
  4. Conserve the water source by planting the village with Jatropha curcas (physic nut, jarak pagar) and produce CJO for household need and soaps for hand washing to reduce water-borne diseases.
  5. Establish village cooperative group for clean water and energy
  6. Leverage village economic
  7. Invest for kids education

Wednesday, July 23, 2008

SEMINAR "POLA ASUH ORANG TUA BAGI OPTIMASI BAKAT SI KECIL

Info Seminar "POLA ASUH ORANG TUA BAGI OPTIMASI BAKAT SI KECIL"dengan pembicara :Dr. Reni Akbar Hawadi (Kepala Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi UI) dan dr. Attila Dewanti, Sp. A

Akan diselenggarakan pada:
Hari: SABTU, 26 Juli 2008
Jam: 09.00 s/d 13.00 WIB
Tempat: ARJUNA BOUTIQUE, Jl. Ciumbuleuit, Bandung

Biaya seminar sebesar Rp 50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah) per peserta dan mendapatkan Coffee break, lunch dan seminar kitBagi peserta yang beruntung disediakan DOOR PRIZE.

Keterangan lebih lanjut Hubungi:
YAYASAN SURYA KANTIJl. Terusan Cimuncang No. 9 Bandung
Phone: 022-7232368
E-mail: ysk@bdg.centrin.net.id

Diana (0811238642)
Tien (0811222152)

Sunday, July 20, 2008

Pelatihan Biodiesel

Kemarin (19/7) saya seharian mengikuti pelatihan & praktikum biodiesel jarak pagar di IPB, Bogor.

Banyak masukan yang saya peroleh dari para pakar disana, yaitu:

  1. 1. Kebutuhan minyak bakar untuk masak masyarakat Indonesia sekarang adalah 62 juta barrel/tahun. Ini menyedihkan, rakyat berdesakan sampai pingsan mengantri minyak tanah yang mahal.
  2. 2. Program cuci tangan memerlukan air bersih dan sabun. Minyak jarak bisa dibuat sabun, saya sudah beli contohnya, sangat baik. Ini juga 30 juta rakyat miskin memerlukannya, 79% tidak mendapat air bersih (teknologi micro hydraulic ITB, sangat tepat: murah, mudah, hasil prima).
  3. Budidaya jarak pagar di lahan marginal atau tidak produktif (pinggir jalan, pematang sawah, halaman sekolah, kantor desa, polisi, koramil, alun-alun, kantor, pabrik, dlsb). Saya taksir di kota besar bisa 20% lahan yang tidur.
  4. Hasilnya: CJO (crude jathropa oil) ini setara minyak tanah tapi karena viskositasnya tinggi, perlu kompor tekan yang sekarang harganya masih Rp 150.000, ini harus diusahakan harga sama dengan tabung gas kecil yang dibagi gratis pemerintah. Buah dipipil pakai pisau, biji dijemur dengan sinar matahari, perlu mesin screw press, diendapkan, diambil CJO-nya. Tambahan adalah mesin cetak pelet atau briket saja.
  5. Melalui proses degumming dengan asam fosfat, CJO berubah jadi PJO (pure jathropa oil), sama seperti CJO, yang ini bisa dibuat sabun pedesaan. Mungkin perlu dicampur minyak kelapa yang juga bisa diproduksi desa. Kelebihan produksi bisa dijual.
  6. Kalau untuk biodiesel perlu proses esterifikasi dan transesterifikasi sehingga masuk ke standar minyak diesel/solar. Ini barangkali perlu industri yang lebih besar, barangkali oleh koperasi kabupaten. Kebutuhan untuk transportasi 200 juta barrel/tahun dan industri 50 juta barrel/tahun.
  7. Karena hidup 30 tahun dengan tinggi pohon 1-7 meter, jarak pagar juga cocok untuk konservasi air/penghijauan. Jadi kita menghijaukan lahan tidak produktif/marginal, mendapat pula kompos (dari daging buah) dan briket jarak pagar (ditambah arang sekam + kanji, dengan kalori 5.000 kal/kg dekat-dekat batubara muda, masih diatas ampas kina yang di KF, cuman 2.000 kalori/kg).
  8. Saya akan menanam untuk tahap pertama oleh rakyat desa sebagai contoh 3.000 biji dulu. Biji yang bersertifikasi sedang dalam proses di Sukabumi, kalau pengalaman baik saya inginnya membuat lab kultur jaringan, bisa kita kloning saja pohon jarak dompu yang terkenal produktif.
  9. Hitung-hitungan ekonomis secara kasar tampaknya masuk, kendala di lapangan belum tahu karena saya baru akan mulai tanam 26 Juli 2008 nanti.

Saya ringkaskan percobaan social development:

  1. Anti mengemis.
  2. Antirokok (mengumpulkan daya ekonomi/uang yang mubazir dibuang Rp 177 trilyun/tahun).
  3. Target pertama air bersih 100 liter/orang/hari, karena 79% tidak mendapat air bersih dan bisa menurunkan angka kematian anak/ibu 50%.
  4. Buat lubang biopori, sumur resapan, penghijauan khususnya lahan marginal/tidak produktif dengan jarak pagar.
  5. Mengganti energi minyak tanah dengan CJO.
  6. Mensukseskan program cuci tangan dengan membuat sabun dari PJO.
  7. Kelebihan uang dari kegiatan penghematan (antirokok, ganti minyak tanah) dan jualan sabun, kompos, briket mendorong usaha lain.
  8. Ditanamkan di pendidikan sehingga bisa menambal dana pendidikan yang tidak bisa dipenuhi Pemerintah/DPR yang dijanjikan konstitusi 20% itu.

Thursday, July 17, 2008

Langkah-langkah Residensi Kedokteran di Amerika Serikat

Mengingat jelas dan bagusnya uraian mengenai residensi kedokteran dari suatu milis, saya posting kembali mudah-mudahan bermanfaat bagi yang ingin melanjutkan studi spesialisasi dan bekerja di Amerika Serikat.

*****

Biaya yang harus keluar untuk belajar ke Amerika. Selain biaya tiket dan keimigrasian:

  • Biaya ujian USMLE (United States Medical Licensing Examination)sekitar 700 hingga 1.200 USD.
  • Untuk biaya dari tiba di Amerika, ujian USMLE, dan hingga diterima residensi dapat menghabiskan kurang lebih 30.000 USD.

Langkah Pertama:

  • USMLE Step 1 Sama seperti kita saat menghadapi EBTANAS, UAN, atau SMPTN, untuk ujian USMLE pun ada semacam bimbel alias bimbinganbelajar yaitu Kaplan Course.
  • USMLE ini adalah ujian untuk mendapatkan lisensi untuk praktik kedokteran di Amerika Serikat. (Untuk informasi lebihlanjut, dapat mengunjungi tautan www.usmle.org).

Ada 3 macam ujiannya:


USMLE Step 1, Step 2, dan Step 3, yang dilakukan secara terpisah.

  • USMLE Step 1 adalah ujian ilmu sains dasar. Jika kita sudah selesaipre-klinik, kita dapat mengambilnya. Materi yangdiujikan adalah ilmu anatomi, ilmu perilaku, biokimia, mikrobiologi,patologi, farmakologi, fisiologi, genetika, ilmu penuaan (aging),immunologi, ilmu gizi, biologi sel dan molekuler. Ujiannya akan terdiri dari 336 butir soal pilihan ganda dan dikerjakan dalam 7 jam.
  • USMLE Step 2, Ujian Klinis USMLE Step 2 adalah ujian pengetahuan kedokteran (clinical knowledge, CK) dan kemampuan kedokteran (clinical skill, CS). Pesertanya harus sudah lulus dari fakultas kedokteran (bergelar dokter atau MD, Medical Doctor). Yang diujikan adalah materi ilmu penyakit dalam(interna), ilmu kebidanan dan penyakit kandungan (obstetrik ginekologi), ilmu kesehatan anak (paediatri), ilmu kedokteran pencegahan (preventive medicine), ilmu kedokteran jiwa (psikiatri), dan ilmu bedah (surgery). Pada ujian CK diujikan materi-materi diatas dalam bentuk soal berpilihan ganda. Ujian CSnya bermodel seperti OSCE (Objective Structured Clinical Examination) dengan 11 hingga 12 pos-pos stasiun. Di sini kita harus mampu untuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien yang telah distandarisasi selama 15 menit dan memikirkan diagnosa diferensial selama 10 menit.


Yang dinilai dalam Ujian USMLE Step 2 CS adalah:

  • Proses bagai menghadapi pasien: Pengumpulan data medis, Dokumentasi
  • Kemampuan komunikasi dan interpersonal: Kemampuan bertanya
  • Kemampuan berbagi dan menyampaikan informasi
  • Sikap dan hubungan yang profesional
  • Mampu berbahasa Inggris dengan baik

Selanjutnya, USMLE Step 3 yang bersifat fakultatif bagi para residen, namunUSMLE Step 3 perlu bagi mereka yang menginginkan untuk meraih visa H1.


Visa-Visa


Ada dua macam visa yang salah satunya harus dipegang oleh mahasiswa kedokteran asing dalam proses belajar di Amerika Serikat:

  • Visa H1 adalah visa pekerja non-imigran, yang dapat diperpanjanghingga 6 tahun, dan harus meminta green card.
  • Sedangkan Visa G1 adalah visa pekerja pertukaran (exchange-visitor worker visa). Untuk informasi lanjutdapat menanyakan ke kedutaan besar Amerika Serikat atau badan keimigrasian.


Pengajuan Residensi

  • Setelah lulus USMLE yang diperlukan, maka kita akan mendaftarkan diri kelembaga pendidikan untuk residensi. Ada 3 hal lagi yang perlu disiapkan yaitu:
  • Surat pengantar dekan (dean's letter) yang menginformasikana siapa kita, nilai-nilai (IPK, Indeks Prestasi Komulatif atau GPA, Grade PointAverage), aktivitas (misalnya, mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa atau Senat Mahasiswa) selama di fakultas kedokteran, surat pernyataan diri (personal statement) seperti surat motivasi, dan pelampiran bila kita memiliki penghargaan, publikasi, atau penelitian.
  • Pengalaman meneliti, memresentasikan, menulis, atau memublikasi hasil karya dapat merupakan sebuah poin tambahan.


Sesi wawancara:

  • adalah waktu yang sangat tepat untuk memperlihatkan siapa diri kita, misalnya sikap profesional, ramah, cerdas, sopan, baik dalam berbahasa, dan lainnya.
  • Walaupun nilai USMLEnya sempurna, bila memperlihatkan presentasi yang buruk saat wawancara, akan tetap ditolak.

Berapa Lama Residensi?

  • Berminat mengambil interna, dapat dijalani dalam masa 3tahun.
  • Obs-gyn sekitar 4 tahun
  • orthopedik 4 tahun, dan lainnya.
  • Menjadi seorang kardiolog, kita harus mengambil residensi interna dahulu, baru kemudian belajar lagi kardiologi selama 3 tahun.
  • Bila kita ingin belajar lebih lanjut lagi, maka masa belajar dapat ditambah lagi. Begitupun dengan ilmu bedah plastik yang harus lulus bedah umum terlebih dahulu.

Macam Residensi:

  • Ada 3 macam residensi di Amerika yaitu, university-based, community-based,dan campuran keduanya.
  • Bila university-based maka kita akan residensi dirumah sakit universitas dan biasanya lebih ditekankan pada riset.
  • Tipe community-based, peserta residensi akan menjalani proses belajar di rumah sakit non-universitas, sehingga lebih banyak menghadapi tindakan praktis yang ditemui sehari-hari sebagai praktisi medis.
  • Bidang spesialisasi yang sulit di Amerika kini adalah bidang bedah (terutama bedah plastik), ilmu penyakit mata (oftalmologi), dan ilmu penyakit THT (otolaringologi).
    Untuk yang berpenghasilan yang tinggi, yaitu seperti bedah plastik.
  • Masalah yang dahulu sempat muncul di residensi Amerika adalah jam kerja yang terlalu lama, terutama para dokter bedah. Namun sekitar 2 tahun belakangan ini sudah diterbitkan peraturan bahwa jam kerja tidak boleh lebih dari 80 jam. Masa kerja sudah dijamin oleh pemerintahnya.

Tuesday, July 15, 2008

Teknologi Inovatif: Ruangan 100% Steril Sekarang Menjadi Kenyataan - Virobuster Steritent

Infeksi Nosokomial atau HAI

Infeksi yang didapat dari perawatan atau HAI (Health-care Associated Infection), disebut juga infeksi nosokomial (asal kata Yunani = “di rumah sakit”) . Walaupun beberapa kejadian tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama, akibatnya pasien membayar lebih mahal. Mutu pelayanan di Rumah Sakit dapat terpengaruh karena pasien bertambah sakit akibat infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit yaitu infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 48 jam pasien berada di rumah sakit baru.

Mengapa terjadi di rumah sakit?

Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Tetapi, rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti; udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis.

Cara transmisi mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone, dan dengan kontak langsung. Di Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya, infeksi dapat terjadi antar pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dari petugas ke pasien dan antar petugas.

Seberapa sering terjadi HAI?

Dari seminar yang diselenggarakan Depkes baru-baru ini terungkap, infeksi nosokomial di rumah sakit mencapai 9% (variasi 3 – 21 %) atau lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Infeksi rumah sakit terus meningkat (AI Varado 2000). Tingkat infeksi nosokomial berkisar dari 1% di beberapa negara Eropa dan Amerika sampai 40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika Sub-Sahara (Lync dkk 1997).

Sebagai gambaran besarnya masalah, dapatlah dilihat data di bawah ini :

  • Angka kejadiannya adalah 6% dari semua penderita yang dirawat di rumah sakit di Amerika.
  • Biaya tambahan yang diperlukan adalah $ 1800 setiap harinya.
  • Empat hari adalah rata-rata tambahan hari perawatan bagi penderita yang mengalami infeksi nosokomial.
  • Angka kematian infeksi nosokomial sebagai penyebab langsung adalah 20.000 orang pertahunnya dan 60.000 orang meninggal, dengan infeksi nosokomial sebagai penyebab penyerta.

Flu burung, bioterorism, MRSA, ancaman penyakit infeksi yang mengerikan

Tidak dapat dipungkiri akhir-akhir ini berbagai penyakit infeksi cukup mengancam masyarakat dan juga cukup meresahkan. Berbagai jenis infeksi yang mengerikan seperti berbagai jenis infeksi yang baru diketahui misalnya infeksi Flu burung, HIV / AIDS, Ebola, SARS dan infeksi lama yang semakin virulen, misalnya tuberkulosis yang resisten terhadap pengobatan.

Ancaman bioterorism dengan kemungkinan melepas berbagai mikroba antraks, cacar, pes, ebola dan berbagai kuman yang mengerikan memerlukan kesiapan (preparedness).

Salah satu jenis infeksi nosokomial yang saat ini berbahaya dan mulai banyak menyerang adalah MRSA (meticillin-resistant Staphylococcus aureus)/superbugs. Di Amerika Serikat sendiri hampir 2,3 juta orang di AS kemungkinan besar menjadi carrier MRSA tanpa menimbulkan gejala dan tanda-tanda sakit. US Control for Infection and Diseases, sendiri memperkirakan hampir 90.000 kasus MRSA menyebabkan infeksi serius dan 17.000 menyebabkan kematian setiap tahunnya di Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri belum ada data yang pasti tentang kasus MRSA di RS di Indonesia. Sementara di literatur lain menjelaskan, kuman yang resisten terhadap antibiotika semakin lama semakin banyak. Diantara isolat yang diteliti Lab. Mikrobiologi Klinik FKUI ditemukan bahwa MRSA (Methycillin Resistant Staphylococcus Aureus) dari tahun ke tahun selalu meningkat (Warsa, 2004).

Kebijakan Pemerintah

Telah ada Keputusan Menteri Kesehatan No. 270/Menkes/III/2007 mengenai pedoman Manajerial PPI di rumah sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya dan Keputusan Menkes No. 381/Menkes/III/2007 mengenai Pedoman PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Hal itu menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menjalankan program pencegahan dan pengendalian infeksi.

Untuk menjamin keamanan dan keselamatan pasien di rumah sakit, Departemen Kesehatan RI meluncurkan program NICE (No Infection Campaign and Education). Depkes juga telah menetapkan 5 rumah sakit sebagai pusat pelatihan regional pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu RSUP H. Adam Malik Medan, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, RSUP Sanglah, Denpasar.

Departemen Kesehatan telah memiliki kebijakan nasional dengan diterbitkannya Selain itu, pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan salah satu unsur dari Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang selanjutnya akan dimasukkan dalam persyaratan akreditasi tingkat dasar enam pelayanan rumah sakit,

Salah satu pilar menuju patient safety adalah merevitalisasi program pencegahan dan pengendalian Infeksi di RS (PPI RS). Melalui program ini, diharapkan infeksi nosokomial (infeksi yang didapat dan atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit) dapat ditekan serendah mungkin, sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan secara optimal.

Cara pencegahan dan pengendalian

Salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam pengendalian infeksi nosokomial adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam metode Universal Precautions atau dalam bahasa Indonesia Kewaspadan Universal ( KU ). Dasar KU adalah cuci tangan secara benar, penggunaan alat pelindung, desinfeksi dan mencegah tusukan alat tajam, dalam upaya mencegah transmisi mikroorganisme melalui darah dan cairan tubuh.

Strategi inti meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam KU adalah dengan pelatihan KU merupakan langkah strategis dalam peningkatan kemampuan petugas / SDM.

Mungkinkah kita menciptakan udara ruang 100% steril?

Apakah bisa udara ruangan 100% bebas kuman? Dengan teknologi sekarang misalnya dengan HEPA filter tidak semua dapat dihilangkan & tersaring, virus yang dibawah 0,1 mikron dapat lolos (ukuran virus berkisar antara 20 – 400 nanometer/ 0.02 – 0.4 mikron).

Terciptanya ruang yang 100% bebas kuman selalu menjadi dambaan semua pihak yang bekerja dengan situasi tekanan berat akibat infeksi. Kualitas udara makin menurun dan sebelumnya belum ada satu teknologi yang dapat mengatasi hal ini.

Kondisi pasien yang dalam keadaan status imunologi menurun misalnya transplantasi, luka bakar luas, HIV/AIDS, dalam radioterapi/kemoterapi, pasien flu burung, SARS, anthrax, tbc dan banyak lagi kondisi pasien yang memerlukan ruang isolasi yang ideal yang 100% bebas kuman selain ruang operasi, ruang sterilisasi, laboratorium dengan Biosafety level/BSL-3. Saat ini, kondisi udara 100% bebas kuman telah menjadi kenyataan, teknologi inovasi berupa alat yang dikenal sebagai Virobuster Steritent.

Teknologi inovatif Virobuster Steritent

Berupa suatu sistem modular pintar (smart modular systems) yang akan mematikan semua mikroba dengan sekali lewat melalui suatu tabung Virobuster. Aliran udara dan semua hal (baik internal maupun eksternal) dikontrol oleh microchips canggih.

Peralatan tersebut sangat mudah dipasang, sederhana dan dioperasikan semudah kita mengoperasikan AC, dengan metode plug & play. Aman untuk manusia, hewan dan lingkungan.

Udara yang mengalir melalui tabung Virobuster bilamana mengandung mikroba (mengandung DNA atau RNA) akan disinari dengan sinar ultraviolet (UVC, germicidal) dengan intensitas dan waktu tertentu sehingga terjadi cross-linked pada DNA atau RNA mikroba tersebut dan akibatnya mikroba 100% mati, efektif untuk semua mikroba: fungi, bakteria, virus. Semua hal ini diatur/dikontrol oleh microchips canggih yang ditanam dalam sistem tersebut.

Hanya membutuhkan tenaga listrik yang kecil, dapat dipindah-pindahkan, dikemas dalam 2 buah koper yang kokoh. Teknologi dasarnya dikenal sebagai UVGI (Ultraviolet Germicidal Irradiation). Terdiri atas sebuah tenda dan 1 atau 2 buah Virobuster, satu sistem ini disebut Virobuster Steritent.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, Virobuster Steritent akan hadir di Indonesia, semoga dapat membantu menyelesaikan masalah besar yang dihadapi rumah sakit dalam upaya mendapatkan ruang bebas mikroba 100% untuk kepentingan perawatan berbagai pasien yang membutuhkannya. Semoga.
..........
* Disarikan dari berbagai tulisan dan product information Virobuster Steritent